Jumat, 10 Januari 2014

Fanfic Kagamine Rin and Len

Fanfic ONESHOT
VOCALOID
Pair : KAGAMINE RIN AND LEN
Warning : OOC, AU, TYPO, dan lain lain.
Just Enjoy the fanfic J J

“Len.. itu saudara kandungmu. Namanya Rin. Kau harus menjaga dia dengan baik, mengerti?”
Len kecil mengangguk pelan dan kemudian melangkah mendekati Rin kecil yang bersembunyi dibalik pengasuhnya.
Len tersenyum dan mengulurkan tangannya. “Hei apa kabar? Aku Kagamine Len….”
Set. Rin kecil yang ketakutan dan pemalu itu berpaling dan keluar rumah. Menjauhi Len.
“Len, maaf ya. Rin mungkin sedang bingung. Selain harus menerima kenyataan ini, Rin juga harus berpisah dengan teman – teman lamanya karena pindah kemari..,” Ujar si pengasuh.
Len mengangguk dan tersenyum. Kemudian ia menghampiri Rin yang bersembunyi dibalik semak, kemudian Len langsung duduk disamping Rin.
“Em.. Kita kan seumuran. Kalo kamu ngga mau dianggap saudara, anggap saja aku teman. Oke?” Hibur Len tersenyum. Dan itulah pertemuan pertama antara Rin dan Len.

Rin dan Len merupakan anak kembar. Namun, kedua orang tuanya berpisah begitu Rind an Len cukup umur untuk dibawa. Len ikut ibunya dan tinggal bersama kakeknya, sementara Rin ikut Ayahnya. Namun ayah Rin pergi meninggalkan Rin dipanti asuhan. Hal itu diketahui beberapa tahun setelah ibunya len meninggal. Lalu, atas suruhan kakeknya, Rin pun dibawa pulang dari panti asuhan untuk tinggal bersama Len.

            Rin dan Len seperti sepasang sandal yang tak bisa dipakai jika hanya ada sebelah. Len, selalu berusaha melindungi Rin setiap waktu. Entah apa yang mendorongnya untuk berbuat begitu. Dan hal itu semakin menjadi – jadi ketika Rin dan Len masuk ke  SMA.

Len menggigit rotinya pelan – pelan sambil fokus memandang brosur yang dibacanya. Kucir kecil pirangnya bergerak saat Rin memanggilnya.
“Ada apa Rin…?” Len hamper saja menjatuhkan rotinya, tapi, untung saja ia segera sadar.
“Bagaimana penampilanku?” Tanya Rin sambil tersenyum manis.
Mata itu seakan tak mau lepas setelah menatap bidadari (menurut Len niih yaa) yang setiap hari dilihatnya. Tapi, itu seperti hari – hari yang baru saja terjadi.
“C-cantik.. m-maksuku.. kau cocok dengan seragam itu,” Len membetulkan letak duduknya.
“hihi, makasih. Kau juga keren dengan seragam itu,” Ujar Rin yang kemudian ikut duduk dimeja makan. Tanpa Rin sadari, kata – katanya menimbulkan semburat merah diwajah Len.
Hari ini adalah hari pertama keduanya masuk SMA. Bagi Rin, ini adalah masa – masa yang tak boleh dilewatkan. Namun, sebaliknya bagi Len. Buatnya, ini adalah masa – masa berbahaya, dan rasa ingin melindungi Rin.., semakin besar. Mungkin inilah puncaknya.

SMA Senshu
Semua murid baru masih tersusuk dikursinya masing – masing, kecuali mereka yang punya kenalan sebelumnya. Len hanya duduk diam dikursinya, memperhatikan Rin yang duduk didepan.
Len terus memperhatikan dengan tenang, tapi kemudian tatapannya berubah jadi tatapan selidik ketika seorang lelaki mendekati meja Rin.
“Hai. Aku Heiji,” Sapa seorang lelaki berambut cepak. So Cool…
“Oh, hai. Aku Kagamine Rin,” Sapa Rin ramah seraya berjabat tangan.
Keduanya terlibat obrolan tanpa menyadari, Len memperhatikan dari jauh dengan aura yang tidak biasa.
TENG TENG TENG
Bel tanda pelajaran usai berbunyi, anak – anak berhamburan keluar kelas. Rin melirik kesekitar, mencari sosok Len diantara kerumunan murid yang berdesakkan keluar kelas. Tapi ia tak menemukan Len disana. Sedikit raut kecewa tersirat diwajah Rin.
“Kagamine!” Panggil seseorang.
“Ah.. Ya?” Rin menoleh dan tersenyum melihat Heiji berada didepannya. Tidak terlalu buruk. Setidaknya ia tidak harus berjalan sendiri.
“Em.. Kembaranmu.. mana?” Tanya Heiji.
“Ah.. Aku tidak tahu. Mungkin dia sedang tinak enak badan jadi.. dia pulang duluan..”
“Jahat sekali meninggalkanmu..”
Tiba – tiba terdengar suara gadis – gadis yang ricuh dilorong.
Rin dan Heiji saling berpandangan lalu berlari menuju asal suara.
“Ada apa sih-----“ Rin berhenti sejenaka ketika melihat Len yang dikerumuni gadis – gadis.
“Kau keren banget..” Ujar salah seorang gadis yang berdesakkan untuk menggandeng lengan Len.
“Iya.. Tanganmu kekar, kamu juga baik,” Ujar seorang lagi.
“Em.. aku boleh minta foto?” Ujar seorang gadis lain sambil mengeluarkan ponselnya.
“Apa? Aku dulu!”
“Aku!”
Para gadis itu kembali ricuh dan saling berebut untuk bisa lebih dulu berfoto dengan Len.
Rin yang melihat dari jauh menggigit bibir bawahnya keras – keras. Entah kenapa, ada sesuatu yang menusuk dadanya, dan sesuatu yang membuatnya panas di ubun – ubun.
Rin berjalan dengan langkah serentak dan menerobos kerumunan para gadis. Dengan kasar, Rin langsung menarik tangan Len dan membawanya pergi.
“Siapa gadis itu?’
“Kok mirip?”
“Adiknya?”
“Em.. Cuma adik. Besok aku mau minta foto bersamanya,”
“Apa? Aku pasti mendapatkannya lebih dulu,”
“Terserah!”

Rin menyeret tangan Len keras – keras.
“..Rin..?” Panggil Len berhati – hati.
“…..”
“..Rin…”
“APA?!” Rin berhenti dan melepaskan tangan Len. Matanya memandang Len tapi kemudian mengalihkannya.
“A.. mereka hanya minta foto…”
“Mereka genit! Aku tidak suka!” Rin melipat kedua tangannya.
“A…” Len memandang Rin yang menggerutu dan berpaling, menyembunyikan senyumannya. Apakah Rin cemburu? Tunggu, kenapa aku senang?
Len berdehem sebentar, menyirnakan senyum diwajahnya. Dengan pelan, tapi pasti, Len meraih tangan Rin.
“Baik, ayo kita pulang,” Ujar Len yang berjalan lebih dulu seraya menuntun Rin.
Seulas senyuman kembali terukir diwajah Len, tanpa diketahui Rin tentunya.
                                                                        ******
Len memetik senar gitar pelan – pelan. Tapi seseorang mengetuk pintu kamarnya, menghentikan kegiatannya.
CKLEK
“Rin..? Ada apa? Kau belum tidur? Ini sudah malam…”
“..Em…Aku..tidak bisa tidur.., jadi..” Rin memegang tangannya gugup. Matanya memandang kesembarang tempat. “Aku minta maaf. Tadi aku tidak bermaksud untuk itu. Aku.. aku tidak tahu, tiba – tiba saja aku marah..” Lanjut Rin.
Len terdiam sebentar mencerna kalimat Rin.
Mungkinkah Rin punya rasa yang sama?
“Maafkan aku ya, Len..” Rin memandang Len dengan tatapan memohon.
Apakah ini saatnya?
“…Len..?”
CHU.
Tanpa sadar dan berfikir, Len mengecup bibir Rin, membuat Rin terbelalak. ( Bego ‘lu Ren! Ini belum waktunya!!!)
BUUUK!!
Len terduduk di karpet kamarnya dan heran. Ia memandang Rin yang mendorongnya begitu kuat. Apa yang….?
Len memandang Rin dengan tatapan bersalah. Oh! Ia melihat air mata menetes dipipi Rin. Apa yang dilakukannya?!
“Rin…!!” Len berdiri dan berusaha memangil Rin. Rin menepis tangan Len dan berlari, mengunci dirinya dikamar.
“AAARGGH!!!!” Len mengacak dan menjambak rambutnya frustasi. Apa yang kulakukan?! Kau bodoh, Len!! Sekarang.. dia jadi membenciku..


BERSAMBUNG~  Tunggu Postingan Selanjutnya ya Pemirsaa~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar