Fanfic
ONESHOT
VOCALOID
Pair :
KAGAMINE RIN AND LEN
Warning :
OOC, AU, TYPO, dan lain lain.
Just Enjoy the fanfic J J
“Len.. itu saudara kandungmu.
Namanya Rin. Kau harus menjaga dia dengan baik, mengerti?”
Len kecil mengangguk pelan dan
kemudian melangkah mendekati Rin kecil yang bersembunyi dibalik pengasuhnya.
Len tersenyum dan mengulurkan
tangannya. “Hei apa kabar? Aku Kagamine Len….”
Set. Rin kecil yang ketakutan dan
pemalu itu berpaling dan keluar rumah. Menjauhi Len.
“Len, maaf ya. Rin mungkin sedang
bingung. Selain harus menerima kenyataan ini, Rin juga harus berpisah dengan
teman – teman lamanya karena pindah kemari..,” Ujar si pengasuh.
Len mengangguk dan tersenyum.
Kemudian ia menghampiri Rin yang bersembunyi dibalik semak, kemudian Len
langsung duduk disamping Rin.
“Em.. Kita kan seumuran. Kalo kamu
ngga mau dianggap saudara, anggap saja aku teman. Oke?” Hibur Len tersenyum.
Dan itulah pertemuan pertama antara Rin dan Len.
Rin dan Len merupakan anak kembar.
Namun, kedua orang tuanya berpisah begitu Rind an Len cukup umur untuk dibawa.
Len ikut ibunya dan tinggal bersama kakeknya, sementara Rin ikut Ayahnya. Namun
ayah Rin pergi meninggalkan Rin dipanti asuhan. Hal itu diketahui beberapa
tahun setelah ibunya len meninggal. Lalu, atas suruhan kakeknya, Rin pun dibawa
pulang dari panti asuhan untuk tinggal bersama Len.
Rin
dan Len seperti sepasang sandal yang tak bisa dipakai jika hanya ada sebelah.
Len, selalu berusaha melindungi Rin setiap waktu. Entah apa yang mendorongnya
untuk berbuat begitu. Dan hal itu semakin menjadi – jadi ketika Rin dan Len
masuk ke SMA.
Len menggigit rotinya pelan – pelan
sambil fokus memandang brosur yang dibacanya. Kucir kecil pirangnya bergerak
saat Rin memanggilnya.
“Ada apa Rin…?” Len hamper saja
menjatuhkan rotinya, tapi, untung saja ia segera sadar.
“Bagaimana penampilanku?” Tanya Rin
sambil tersenyum manis.
Mata itu seakan tak mau lepas
setelah menatap bidadari (menurut Len niih yaa) yang setiap hari dilihatnya. Tapi,
itu seperti hari – hari yang baru saja terjadi.
“C-cantik.. m-maksuku.. kau cocok
dengan seragam itu,” Len membetulkan letak duduknya.
“hihi, makasih. Kau juga keren
dengan seragam itu,” Ujar Rin yang kemudian ikut duduk dimeja makan. Tanpa Rin
sadari, kata – katanya menimbulkan semburat merah diwajah Len.
Hari ini adalah hari pertama
keduanya masuk SMA. Bagi Rin, ini adalah masa – masa yang tak boleh dilewatkan.
Namun, sebaliknya bagi Len. Buatnya, ini adalah masa – masa berbahaya, dan rasa
ingin melindungi Rin.., semakin besar. Mungkin inilah puncaknya.
SMA Senshu
Semua murid baru masih tersusuk
dikursinya masing – masing, kecuali mereka yang punya kenalan sebelumnya. Len
hanya duduk diam dikursinya, memperhatikan Rin yang duduk didepan.
Len terus memperhatikan dengan
tenang, tapi kemudian tatapannya berubah jadi tatapan selidik ketika seorang
lelaki mendekati meja Rin.
“Hai. Aku Heiji,” Sapa seorang
lelaki berambut cepak. So Cool…
“Oh, hai. Aku Kagamine Rin,” Sapa
Rin ramah seraya berjabat tangan.
Keduanya
terlibat obrolan tanpa menyadari, Len memperhatikan dari jauh dengan aura yang
tidak biasa.
TENG TENG TENG
Bel tanda pelajaran usai berbunyi,
anak – anak berhamburan keluar kelas. Rin melirik kesekitar, mencari sosok Len
diantara kerumunan murid yang berdesakkan keluar kelas. Tapi ia tak menemukan
Len disana. Sedikit raut kecewa tersirat diwajah Rin.
“Kagamine!” Panggil seseorang.
“Ah.. Ya?” Rin menoleh dan
tersenyum melihat Heiji berada didepannya. Tidak terlalu buruk. Setidaknya ia
tidak harus berjalan sendiri.
“Em.. Kembaranmu.. mana?” Tanya
Heiji.
“Ah.. Aku tidak tahu. Mungkin dia
sedang tinak enak badan jadi.. dia pulang duluan..”
“Jahat sekali meninggalkanmu..”
Tiba – tiba terdengar suara gadis –
gadis yang ricuh dilorong.
Rin dan Heiji saling berpandangan
lalu berlari menuju asal suara.
“Ada apa sih-----“ Rin berhenti
sejenaka ketika melihat Len yang dikerumuni gadis – gadis.
“Kau keren banget..” Ujar salah
seorang gadis yang berdesakkan untuk menggandeng lengan Len.
“Iya.. Tanganmu kekar, kamu juga
baik,” Ujar seorang lagi.
“Em.. aku boleh minta foto?” Ujar
seorang gadis lain sambil mengeluarkan ponselnya.
“Apa? Aku dulu!”
“Aku!”
Para gadis itu kembali ricuh dan
saling berebut untuk bisa lebih dulu berfoto dengan Len.
Rin yang melihat dari jauh
menggigit bibir bawahnya keras – keras. Entah kenapa, ada sesuatu yang menusuk
dadanya, dan sesuatu yang membuatnya panas di ubun – ubun.
Rin berjalan dengan langkah
serentak dan menerobos kerumunan para gadis. Dengan kasar, Rin langsung menarik
tangan Len dan membawanya pergi.
“Siapa gadis itu?’
“Kok mirip?”
“Adiknya?”
“Em.. Cuma adik. Besok aku mau
minta foto bersamanya,”
“Apa? Aku pasti mendapatkannya
lebih dulu,”
“Terserah!”
Rin menyeret tangan Len keras –
keras.
“..Rin..?” Panggil Len berhati – hati.
“…..”
“..Rin…”
“APA?!” Rin berhenti dan melepaskan
tangan Len. Matanya memandang Len tapi kemudian mengalihkannya.
“A.. mereka hanya minta foto…”
“Mereka genit! Aku tidak suka!” Rin
melipat kedua tangannya.
“A…” Len memandang Rin yang
menggerutu dan berpaling, menyembunyikan senyumannya. Apakah Rin cemburu? Tunggu, kenapa aku senang?
Len berdehem sebentar, menyirnakan
senyum diwajahnya. Dengan pelan, tapi pasti, Len meraih tangan Rin.
“Baik, ayo kita pulang,” Ujar Len
yang berjalan lebih dulu seraya menuntun Rin.
Seulas senyuman kembali terukir
diwajah Len, tanpa diketahui Rin tentunya.
******
Len memetik senar gitar pelan –
pelan. Tapi seseorang mengetuk pintu kamarnya, menghentikan kegiatannya.
CKLEK
“Rin..? Ada apa? Kau belum tidur?
Ini sudah malam…”
“..Em…Aku..tidak bisa tidur..,
jadi..” Rin memegang tangannya gugup. Matanya memandang kesembarang tempat.
“Aku minta maaf. Tadi aku tidak bermaksud untuk itu. Aku.. aku tidak tahu, tiba
– tiba saja aku marah..” Lanjut Rin.
Len terdiam sebentar mencerna
kalimat Rin.
Mungkinkah
Rin punya rasa yang sama?
“Maafkan aku ya, Len..” Rin
memandang Len dengan tatapan memohon.
Apakah ini
saatnya?
“…Len..?”
CHU.
Tanpa sadar dan berfikir, Len
mengecup bibir Rin, membuat Rin terbelalak. ( Bego ‘lu Ren! Ini belum
waktunya!!!)
BUUUK!!
Len terduduk di karpet kamarnya dan
heran. Ia memandang Rin yang mendorongnya begitu kuat. Apa yang….?
Len memandang Rin dengan tatapan
bersalah. Oh! Ia melihat air mata menetes dipipi Rin. Apa yang dilakukannya?!
“Rin…!!” Len berdiri dan berusaha
memangil Rin. Rin menepis tangan Len dan berlari, mengunci dirinya dikamar.
“AAARGGH!!!!” Len mengacak dan
menjambak rambutnya frustasi. Apa yang
kulakukan?! Kau bodoh, Len!! Sekarang.. dia jadi membenciku..
BERSAMBUNG~ Tunggu Postingan Selanjutnya ya Pemirsaa~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar